Falsafah ratusan tahun yang lalu yang diajarkan nenek moyang kita sepertinya sudah tidak dikenal lagi oleh generasi muda. Kadang mereka lebih suka mempelajari falsafah - falsafah yang menggunakan bahasa asing, misalnya: Alim dikit menggunakan bahasa Arab, Intelek dikit menggunakan bahasa Inggris. heuheuheu...
Padahal falsafah "Surodiro joyoningrat lebur dening pangastuti" itu makna yang terkandung didalamnya teramat dalam, kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini "segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar". Diera millenial yang seperti sekarang ini tentu jarang kefikiran tentang falsafah kuno dalam bahasa jawa tersebut.
Terkadang kita membalas caci maki dengan caci maki, nyinyir dibalas dengan nyinyiran, hoax dibalas hoax, fitnah dibalas fitnah, dan seterusnya, dan seterusnya. Kita sepertinya lupa bahwa sekeras batupun akan rusak,akan hancur dengan tetesan air yang terus menerus. Begitupun permasalahan di dunia maya, maupun dunia nyata mungkin dunia nggak bakal segaduh ini.sekian...
selamat pagi semoga kita bisa mengamalkan falsafah surodiro joyoningrat lebur dening pangastuti...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar